Drs M. Natsir Ilyas, M.Hum Kepala Perwakilan BkkbN Aceh|Saniah LS |
BANDA ACEH – Kepala Perwakilan
Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BkkbN) Aceh, Drs M. Natsir Ilyas M.Hum
mengatakan, masalah kependudukan adalah masalah yang sangat serius dan perlu
disikapi dengan upaya-upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Karena menurut Natsir, jika
kualitas penduduk baik, kualitas keluarga baik, depan Aceh ini akan lebih baik.
Apalagi kata dia, Aceh sedang melaksanakan syariat Islam, bagaimana BkkbN ikut
berperan membangun masyarakat yang Islami.
“Kualitas keluarga dapat
dibentuk sedini mungkin, mulai dari pendewasaan usia perkawinan, sehingga
kualitas keluarga itu terbentuk. Nantinya tidak terlepas dari kesadaran
masyarakatnya. Kami mulai dengan meningkatkan usia pendewasaan perkawinan,”
tuturnya.
Saat ini, menurut Natsir di
Aceh masih banyak dijumpai kasus menikah dibawah. Sehingga kualitas keluarga
yang ingin dibangun akan semakin berat. Untuk kata Natsir, sekarang ini BkkbN
berupaya bagaimana membangun kesadaran masyarakat tentang hal itu.
Kepala Perwakilan BkkbN Aceh
yang dilantik pada 20 Maret 2014 oleh Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah di Aula
Gedung Serba Guna Kantor Gubernur Aceh menggantikan Drs Saflawi TR
MM yang selama ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Perwakilan BkkbN Aceh.
Sebagai pejabat yang baru saja
dilantik, Natsir mengatakan, akan memperkuat sistem koordinasi yang selama ini
masih terganggu dengan melakukan pendekatan ke para mitra, sehingga
program-program BkkbN bisa diterima dan dilaksanakan di seluruh lapisan
masyarakat.
“Sesuai arahan Gubernur, kita
melakukan pendekatan dengan mitra kerja yang selama ini sedikit agak terganggu,
dengan MPU dengan unsur-unsur masyarakat.
Kami memulai dari koordinasi di tingkat atas, baru nanti kita turunkan
di daerah tingkat dua, kita akan konsolidasi ke depan ini,” tutupnya.
Sementara itu, Gubernur
Aceh pada kesempatan itu mengatakan, BkkbN agar menjaga komunikasi dan
koordinasi yang baik dengan semua instansi sehingga mampu menjalankan program
kependudukan dengan baik. Sebab, kata Gubernur, jika BkkbN Aceh dapat
menjalankan program perencanaan dengan baik, maka setiap keluarga akan merasa
sejahtera.
“Namun, seandainya
program yang dijalankan gagal, maka akan berdampak negatif bagi kesehatan dan
kesejahteraan keluarga. Itu sebabnya, BkkbN harus bisa menjadi motor dalam
membangun program perencanaan keluarga dengan baik sehingga tersentuh hati
masyarakat Aceh,” pesan Zaini Abdullah.
Pada 2005, sebut
Zaini, jumlah penduduk di Aceh hanya 4,1
juta jiwa. Tapi pada 2010, jumlah itu meningkat menjadi 4,49 juta jiwa, atau
bertambah sebesar 2,32 persen per tahun. Bahkan untuk wilayah seperti Banda
Aceh, Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Barat, pertumbuhan penduduknya mencapai 5%
sampai 7%, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang hanya 1,4%.
“Fakta ini menunjukkan
bahwa persoalan kependudukan di Aceh membutuhkan perhatian serius dari kita
semua, sebab masalah ini terkait dengan sektor lain, baik itu pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan, pangan, lapangan pekerjaan dan sebagainya,” ujar Doto
Zaini, sapaan populer Gubernur Aceh pada acara pelantikan Kepala BkkbN Aceh 20
Maret 2014.
Turut hadir pada
pelantikan tersebut, Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Dalam
Negeri RI, Tarmizi A Karim, Kepala BkkbN RI, Prof Dr Faisal Jalal, Ph.D, SpGK,
Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, dan sejumlah pejabat lainnya
lingkup Pemerintah Aceh. (Kesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar