Drs M. Natsir Ilyas M.Hum saat diambil sumpah jabatan sebagai Kepala Perwakilan BkkbN Aceh beberapa waktu lalu|Saniah LS |
BANDA ACEH – Setelah
beberapa tahun Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BkkbN)
Aceh dipimpin oleh pelaksana tugas (Plt), akhirnya pada Rabu (20/3) lalu,
Gubernur Aceh, H dr Zaini Abdullah disaksikan Kepala BkkbN RI, Prof Dr Fasli Jalal, PhD SpGK,
melantik Drs M Natsir Ilyas M Hum, di Aula Gedung Serba Guna Kantor Gubernur
Aceh menggantikan pejabat lama Drs Saflawi TR MM yang selama ini menjabat
sebagai Plt.
Turut hadir pada pelantikan tersebut,
Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri RI Tarmizi A
Karim, Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, dan sejumlah
pejabat lainnya dilingkup Pemerintah Aceh, jajaran BkkbN RI, dan Perwakilan
BkkbN Aceh.
Gubernur Aceh, H dr Zaini Abdullah dalam
sambutannya mengatakan, pelantikan tersebut jangan dipandang sebagai acara
pengukuhan semata. Tapi, katanya, sebagai titik balik merefleksikan diri dan
mengingat arti pentingnya institusi BkkbN dalam membangun dan mempersiapkan
keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa.
“Melalui peran penting BkkbN, saya ingin
masyarakat Aceh dapat menempatkan diri sebagai kekuatan bangsa,” ujarnya.
Gubernur Aceh, Kepala BkkbN RI, dan sejumlah pejabat lainnya di Pemerintahan Aceh, Pemko Banda Aceh, jajaran BkkbN Pusat dan Perwakilan BkkbN Aceh yang hadir saat pelantikan|Saniah LS |
Zaini Abdullah dalam sambutannya itu
juga meminta, BkkbN agar menjaga komunikasi dan koordinas yang baik dengan
semua instansi sehingga mampu menjalankan program kependudukan dengan baik.
Sebab, kata Gubernur, jika BkkbN dapat menjalankan program perencanaan dengan
baik, maka setiap keluarga akan merasa sejahtera. Namun, seandainya program ini
gagal, maka akan berdampak negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
“Itu sebabnya, BkkbN Aceh harus bisa
menjadi motor dalam membangun program perencanaan keluarga dengan baik sehingga
tersentuh hati masyarakat Aceh,” tegas Zaini Abdullah.
Zaini menjelaskan, pada tahun
2005, jumlah penduduk di Aceh hanya 4,1 juta jiwa. Tapi pada tahun 2010, jumlah
itu meningkat menjadi 4,49 juta jiwa, atau bertambah sebesar 2,32 persen per
tahun. Bahkan untuk wilayah seperti Banda Aceh, Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh
Barat, pertumbuhan penduduknya mencapai 5 sampai 7 persen, jauh lebih tinggi
dibanding rata-rata nasional yang hanya 1,4 persen.
“Fakta ini menunjukkan bahwa
persoalan kependudukan di Aceh membutuhkan perhatian serius dari kita semua,
sebab masalah ini terkait dengan sektor lain, baik itu pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, pangan, lapangan pekerjaan dan sebagainya,” ujar Doto Zaini,
sapaan populer Gubernur Aceh.
Oleh sebab itu, tambah Zaini
Abdullah, kampanye dan sosialisasi program KB harusnya ditanamkan sebagai
sebuah budaya. Itu sebabnya perlu kerjasama semua pihak, tidak hanya dengan
Pemerintah daerah, tapi juga dengan komponen masyarakat lainnya, termasuk
ulama, akademisi, dan TNI/Polri.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BkkbN
Aceh yang baru, Natsir Ilyas, selesai dikukuhkan mengatakan kepada wartawan, masalah
kependudukan adalah masalah yang sangat serius dan perlu disikapi dengan
upaya-upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Karena menurut dia, kalau kualitas
penduduk baik, kualitas keluarga baik, depan Aceh ini akan lebih baik lagi,
apalagi Ace sedang melaksanakan syariat Islam dan sedang giat-giatnya membangun
masyarakat Aceh yang Islami.
“Kualitas keluarga dapat dibentuk
sedini mungkin dari pendewasaan usia perkawinan, sehingga kualitas keluarga itu
terbentuk nantinya tidak terlepas dari kesadaran masyarakatnya,” kata Natsir
Ilyas.
Dia juga menambahkan, kata dia,
Perwakilan BkkbN Aceh sedang mulai meningkatkan usia pendewasaan usia perkawinan.
Perkawin dibawah umur sebutnya banyak terjadi, sehingga kualitas tadi dimulai
dari perencanaan perkawinan dan bagaimana membangun kesadaran masyaraka tentang
itu.
Sebagai orang nomor satu di
jajarannya, Natsir Ilyas akan memperkuat sistem koordinasi yang selama ini
masih terganggu dengan melakukan pendekatan kepada para mitra, sehingga
program-program BkkbN bisa diterima dan dilaksanakan di seluruh lapisan
masyarakat.
“Sesuai arahan pak Gubernur, kita
melakukan pendekatan dengan mitra kerja kita, yang selama ini sedikit agak terganggu,
dengan MPU dengan unsur-unsur masyarakat, saya kira kita mulai dari koordinasi
di tingkat atas, baru nanti kita turunkan di daerah tingkat dua, kita akan konsolidasi
ke depan ini,” tutupnya. (Kesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar