Kak Seto di Seminar Nasional bertema “Peran Orang Tua dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak” yang berlangsung Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Minggu (09/11) lalu.|Saniah LS |
BANDA ACEH – Banyaknya
tayangan sinetron berseri di televisi Indonesia yang tidak mendidik telah
meresahkan para orang tua. Untuk itu dituntut lebih tegas lagi peran Komisi
Penyiaran Indonesia dalam menyingkapi persoalan tersebut.
Menangggapi hal itu,
pria yang senang mendongeng, menyanyi, dan menari saat memaparkan materinya, Seto
Mulyadi Haba Keluarga beberapa hari lalu di Banda Aceh menegaskan, KPI harus
lebih tegas lagi, menegur pemilik media televisi di Indonesia yang menayangkan
sinetron berseri yang tidak mendidik dan merusak moral anak.
Anak itu menurut pria
yang akrab disapa Kak Seto adalah peniru sejati, untuk itu dia berharap KPI
berani menyetop tayangan sinetron yang merusak morak anak-anak Indonesia agar
tidak tayang.
“KPI harus lebih tegas
dan tajam pisaunya. Mereka (pemilik media televisi) hanya tuntutan renting
saja, tidak peduli sinetron yang ditanyangkan nilai moralnya apa bagi anak,
mereka tidak peduli. Ini sangat melanggar hak-hak anak,”tegas Kak Seto.
Berbagai tayangan
televisi akhir-akhir ini menurut Kak Seto sangat mempengaruhi pola pikir dan
sikap anak. Untuk itu menurut Kak Seto, keluarga dan para orang tua, perlu
membentengi setiap hal-hal negatif yang menghambat perkembangan anak.
“Kita sepakat, tayangan
televisi perlu disaring dengan baik oleh KPI dan tayangan televisi di Indonesia
harus memperbanyak tayangan-tayangan yang sifatnya mendidik, Setuju?” tanya Kak
Seto kepada sekira 1.500 peserta di Seminar Nasional dengan tema “Peran Orang
Tua dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak” yang berlangsung Gedung AAC Dayan
Dawood Unsyiah, Minggu (09/11) lalu.
Secara serempak semua
peserta yang terdiri dari masyarakat umum, mahasiswa, dan perwakilan dari
instansi pemerintah pun menjawab “setuju!!!”.
Kemudian pria yang
senang mengenakan baju batik ini pun menyambung perkataannya. Kata dia
anak-anak Indonesia sangat membutuhkan dorongan dan motivasi terbaik dari para
orang tua mereka. Kepekaan orang tua di dalam mendukung anak mengembangkan
aspek kognitif, afektif, dan segi motorik ini penting menurutnya, sebagai upaya
menjauhkan anak-anak dari hal-hal negatif.
“Orang
tua itu adalah psikolog terbaik bagi anak-anak mereka. Anak-anak yang baik
berasal dari orang tua yang baik. Seperti istilah like father like son.
Jadi, perlu kesiapan orang tua untuk menjadi teladan bagi anak mereka,” kata
Kak Seto.
Selain itu, Kak Seto
dalam pemaparan materi yang disampaikannya juga mengkritisi pendidikan
Indonesia yang menurut masih tidak ramah terhadap anak. Untuk itu saran dia,
sistim pendidikan di Indonesia penting untuk dikoreksi, sehingga membuat
sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.
“Sebanyak 30 persen
isinya efek, sisanya 70 persen lagi ya itu dengan cara gembira. Misal dengan
hal-hal yang menyenangkan, menyanyi, menari, dan mengambar. Itu yang ditekankan
di sistim pendidikan pada usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD),
sehingga anak tidak stres,” sarannya.
Kak Seto juga setuju
jika di sekolah anak dilatih untuk melawan jika terjadi kekerasan seksual
terhadapnya. Dia mencontohkan misal anak diajarkan tidak boleh ada orang yang
meraba-raba dengan alasan apapun juga terhadap seluruh anggota tubuhnya.
“Beri pemahaman dan
dilatih tentang itu, sehingga anak mengerti untuk melawan,” sarannya lagi.
Mengenai
kurikulim kesehatan produksi di tingkat sekolah dasar Kak Seto kembali
menyarankan agar disesuaikan dengan wilayah daerah masing-masing dan
dikonsultasikan dengan orang tua karena menurut dia pendidikan Kespro di
sekolah itu sensitif sebab kalau salah-salah pemaparannya justru membuat anak
bingung dan menjadi bermasalah. (Saniah LS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar