Foto: Saniah LS |
BANDA ACEH – Sekitar 500
lanjut usia (Lansia) dari seluruh 34 provinsi di Indonesia berkumpul di Jambore
Nasional Lansia ke-4 yang dipusatkan di Asrama Haji Banda Aceh dari 20 hingga
24 Mei 2015. Serta kegiatan ini juga dalam serangkaian peringatan Hari Lansia
Nasional yang diperingati setiap 20 Mei setiap tahunnya.
Gubernur Aceh melalui Staff Ahli
Bidang Keistimewaan, Abubakar SH membuka Jambore Nasional Lansia ke-4, Kamis
(21/5/2015) di Asrama Haji, Banda Aceh. Dalam kata sambutan yang dibacakan
Abubakar, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah berharap, mudah-mudahan Jambore ini
bisa menjadi ajang pembuktian kepada dunia, bahwa Lansia Indonesia dan
Aceh khususnya, tetap mampu berperan penting dalam memperkuat dan
mensukseskan pembangunan nasional.
Gubernur menambahkan, hingga usia
saat ini, para Lansia tentu sudah banyak meninggalkan berbagai karya yang telah
di darma baktikan untuk negeri. Menurut Gubernur hal tersebut adalah sebuah
kebanggaan karena segala karya para Lansia dapat dinikmati oleh generasi
setelahnya.
Gubernur juga menekankan, generasi
saat ini harus mencontoh berbagai hasil karya yang telah ditinggalkan oleh para
lansia, sebab saat tiba masanya, generasi saat ini juga akan memasuki masa
lanjut usia.
“Memasuki fase usia lanjut
bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kebijakan yang tepat, Lansia akan mampu
berkontribusi produktif dalam pembangunan. Oleh karena itu, usia lanjut bisa
saja menjadi sebuah titik awal seseorang untuk mengabdikan diri pada
bangsa,”tuturnya.
Dalam hal lain, Gubernur Aceh juga
menyingung soal jumlah Lansia yang terus meningkat setiap tahunnya.Berdasarkan
data statistik, sebut Zaini Abdullah, jumlah Lansia di Indonesia pada tahun
70-an berjumlah di atas 70 tahun hanya berkisar 2 juta orang. Pada 2015
jumlahnya ini meningkat 15 kali lipat yaitu 25 juta orang.
“Tren ini menjadi bukti bahwa di
masa mendatang jumlah Lansia akan terus bertambah, seiring meningkatnya
kesejahteraan masyarakat kita. Oleh sebab itu sudah saatnya Lansia perlu
diberdayakan,” ujar Zaini.
Pembina Gerakan Lansia Peduli, DR
Djoko Rusmoro, MPA mengatakan, ada sekitar 40 persen Lansia di Indonesia yang
potensial. Mereka (Lansia) menjadi bagian dari pembangunan bukan menjadi beban
bagi negara.
“Kami bukan Lansia yang memble tetapi
Lansia yang potensial yang bisa bersumbangsih untuk pembangunan,”
tuturnya yang disambut tepuk tanggan peserta Jambore Nasional Lansia ke-4.
Penasehat Paguyuban Juang Kencana
(PJK) Pusat ini juga menyingung banyaknya program-program pemerintah bagi
Lansia yang perlahan-lahan mulai diterapkan di Indonesia, seperti Posyandu
Lansia (pemeriksaan kesehatan Lansia dan Senam Lansia), dan program BkkbN yaitu
Bina Keluarga Lansia (BKL).
“BkkbN telah menempatkan Lansia
bagian dari keluarga. Tetapi jangan sampai Lansia itu diletakan sebagai objek
tetapi subyek pembangunan dari keluarga itu sendiri,” saran pensiunan PNS BkkbN
pusat tahun 2001yang didampingi Kepala Perwakilan BkkbN Aceh, Drs M. Natsir
Ilyas M.Hum ini di Banda Aceh.
Natsir Ilyas menambahkan, program
BKL BkkbN menekankan kepada keluarga agar menyayangi Lansia sebagai bentuk
pengabdian keluarga, pengabdian anak kepada orang tua dan pengabdian cucu
kepada nenek dan kakek mereka.
“Paling tidak keluarga tidak
berpikir menitipkan orang tua mereka ke Panti Jompo, tetapi menempatkan Lansia
sebagian dari keluarga. Di Bina Keluarga Lansia inilah diajarkan semua itu,”
kata Natsir Ilyas.
Lanjutnya, BKL mengajarkan peran
keluarga dalam mengurus Lansia di dalam keluarga, memberdayakan Lansia dengan
aktivitas-aktivitas yang disesuaikan usia Lansia, memeriksakan kesehatan
Lansia, dan memberi kasih sayang sebagai bentuk pengabdian. “Jangan pernah
berpikir Lansia itu menjadi beban, tetapi menjadikannya bagian dari
keluarga,”demikian kata Natsir Ilyas.
Jambore Nasional Lansia ke-4 dihadiri oleh sejumlah grup Lansia dari
tanah air dan Aceh, dengan rincian 150 lansia dari luar Aceh dan 350 Lansia
dari Aceh. Jambore ini mengikut sertakan satu grup tiga generasi yang
dipusatkan kegiatannya di Banda Aceh dan Sabang. Dalam kegiatan ini 200 Lansia
menerima bantuan sosial yang telah diserahkan secara simbolisasi oleh Staff
Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan, Abubakar SH dan mengikuti seminar
tengang Narkoba yang disampaikan BNN Aceh. (Saniah LS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar