Pelajar Aceh yang sedang di Amerika bersama orangtua angkat mereka|ist |
BANDA ACEH – Bina Antarbudaya Chapter Banda Aceh, pada 2014
kembali membuka pendaftaran bagi siswa kelas 1 SMA/MA/SMK/sederajat yang ingin
mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Program ini juga membuka
kesempatan bagi pelajar SLTA difabel di Aceh.
“Siswa kelas 1 SLTA dengan
kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa,
diberi kesempatan yang sama untuk mengikuti program pertukaran pelajar Bina
Antarbudaya ke Asia Pasifik, Eropa, dan maupun Amerika,” tutur Sending
Coordinator Antarbudaya Chapter Banda Aceh, Muhammad Fathun yang didampingi Project
Officer Seleksi, Roma.
Pendaftaran dibuka sejak 1 Maret dan ditutup pada 13 April
2014. Mereka yang mendaftar kata Fathun, pelajar yang berusia 16 hingga 18
tahun dengan cara membeli PIN pendaftaran langsung dengan harga Rp50 ribu dan
mengisi formulir secara online.
PIN pendaftaran dapat dibeli di volunteer yang ada di
beberapa daerah kabupaten/kota di Aceh. Kemudian mengaktifkan pin dan akun di
website Bina Antarbudaya dan mengisi formulir online. Setelah itu siswa kelas 1
SMA/MA/SMK/sederajat dan pelajar difabel yang mendaftar dapat mengikuti seleksi
yang akan digelar betahap dengan waktu berbeda.
“Bagi pelajar berkebutuhan khusus saat mengikuti seleksi akan
didampingi panitia. Tiga tahun belakangan sejak program ini dibuka selalu ada
pelajar berkebutuhan khusus yang lolos seleksi tapi sayang bukan dari Aceh. Kita
berharap tahun ini ada peserta difabel dari Aceh yang lolos seleksi,” kata
Fathun yang diaminkan Roma.
Menurut Fathun panitia seleksi pernah mencoba siswa difabel
mengikuti seleksi pertukaran pelajar Bina Antarbudaya ke luar negeri, namun
sayang kata dia lagi masih ada orangtua yang tidak mengizinkan para pelajar
dengan kebutuhan khusus itu ikut serta dalam program yang digelar setiap tahun
itu.
“Alasan tepat kami tidak tahu mengapa tidak mendapat izin
dari orangtua. Karena tahun lalu ada satu pelajar difabel yang pitar dan jago
bahasa Inggris kami coba ikut sertakan, dianya mau namun orangtuanya tidak
mengizinkan. Harapan kami tahun ini ada siswa kita yang lulus seleksi dari
difabel dan orangtua memberi izin,” harap Fathun.
Roma menambahkan, jelas dia, seleksi terdiri atas tiga
tahapan yaitu, tes tulis (meliputi pengetahuan umum, Bahasa Inggris, dan esai
Bahasa Indonesia), wawancara kepribadian dan wawancara Bahasa Inggris pada
tahap kedua, serta tahap terakhir yaitu dinamika kelompok. Untuk tiap tahapan
berlaku sistem gugur.
Jumlah yang lolos tak berdasarkan kuato tapi berdasarkan
kemampuan dari siswa yang mendaftar. Tahun lalu, sebut Roma dari Aceh ada 250
pelajar yang mendaftar dan yang lulus ada empat pelajar, yaitu Maria Ulfa
Marwan dari SMAN 10 Fajar Harapan dan sudah berangkat pada 16 Maret ke Jepang
melalui program AFS Jepang.
Sedangkan tiga siswa lagi yaitu Ratu Aisyah Chairunisa dari
SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh, Muhammad Alfin Falha Mirza dari SMA Labschool
Unsyiah, dan Widya Azhar dari Pesantren Oemar Dyan Aceh Besar akan berangkat
Agustus 2014 ke Amerika Serikat.
Pelajar Aceh di negeri Paman Sam bersama pelajar dari negara lain|ist |
“Program pertukaran pelajar ini berlangsung sebelas bulan
nantinya. Siswa akan tinggal bersama orang tua angkat. Di sana, mereka akan belajar
dengan sistem pendidikan luar negeri sekaligus memperlajari kebudayaan
setempat. Sekembali ke Indonesia, mereka akan melanjutkan pendidikannya di
kelas tiga lagi,” tutup Roma.
Tujuan dari pertukaran pelajar Bina Antarbudaya adalah
menjadikan pelajar sebagai calon pemimpin ke depan yang inspiratif. Untuk
informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor handphone 082272312115 atau
langsung lihat panduan pendaftaran di www.binabudaceh.blogspot.com.
Program pertukaran pelajar Bina Antarbudaya ke luar negeri terdiri
atas dua pilihan yaitu Youth Exchange and Study (YES) berupa beasiswa penuh
dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan negara tujuan AS.
Sedangkan American Field Service (AFS) adalah program yang
biaya tak sepenuhnya ditanggung dengan tujuan negara-negara adalah Asia-Pasific
(Thailand, Philipina, China, Jepang, dan Malaysia), Eropa (Italia, Jerman,
Swis, Perancis, Belgia, dan Belanda). dan Amerika (Canada, Brazil, Meksiko,
Amerika Serikat). (Saniah LS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar